IHSG Anjlok 9%, Rupiah Sentuh Rekor Terendah: Apa Artinya?
IHSG anjlok hingga 9,19% pagi ini, BEI hentikan sementara perdagangan sejak pukul 09.00 WITA (pixabay/@sergeitokmarkop)

IHSG Anjlok 9%, Rupiah Sentuh Rekor Terendah: Apa Artinya?

IHSG mengalami guncangan besar pada pembukaan perdagangan hari Selasa (8 April 2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok 9,2% dalam sesi awal dan memicu penghentian perdagangan selama 30 menit. Ini adalah penurunan harian terbesar sejak masa pandemi, bahkan menyentuh level terendah sejak Juni 2021.

Tak hanya itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga ikut tertekan. Dirangkum dari laman Reuters, rupiah melemah tajam hingga 1,8%, menembus Rp16.850 per dolar, yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah, bahkan lebih rendah dibanding masa Krisis Keuangan Asia 1998.

Apa Penyebabnya?

Pemicu utama dari anjloknya IHSG adalah kebijakan tarif dari Amerika Serikat. Pekan lalu, pemerintah AS mengumumkan tarif baru hingga 32% untuk produk-produk asal Indonesia. Langkah ini memicu kekhawatiran besar di pasar global, terutama pasar negara berkembang seperti Indonesia yang sangat bergantung pada ekspor.

Tarif ini menciptakan ketidakpastian baru dan memperbesar risiko perdagangan, terutama di tengah kondisi global yang memang sudah tidak stabil. Akibatnya, pelaku pasar langsung bereaksi negatif, menarik dana dari pasar saham dan mata uang Indonesia.

BEI Hentikan Sementara Aktivitas Perdagangan

Sejak awal sesi perdagangan hari ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara aktivitas perdagangan (trading halt) pada Selasa, 8 April 2025, tepat pukul 09.00:00 WIB sesuai waktu sistem perdagangan Jakarta Automated Trading System (JATS).

Berdasarkan data dari RTI pada pukul 09.01 WIB, IHSG tercatat berada di level 5.912, mengalami penurunan sebesar 598,55 poin atau 9,19 persen dibanding penutupan sebelumnya di angka 6.510. Tercatat hanya 9 saham yang berada di zona hijau, sementara 552 saham masuk zona merah, dan 65 saham tidak mengalami perubahan. Hingga saat ini, nilai transaksi mencapai Rp 1,92 triliun dengan total volume perdagangan sebanyak 1,59 miliar saham.

Pada sesi pagi ini, volume transaksi tercatat mencapai 1,591 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,926 triliun, tersebar dalam 64.620 kali frekuensi perdagangan.

Penurunan tajam IHSG membuat kapitalisasi pasar menyusut menjadi Rp10.218 triliun. Ini menjadi penurunan harian terbesar dalam beberapa waktu terakhir dan memperpanjang tren pelemahan yang telah berlangsung sejak akhir Maret 2025.

Baca juga: Cara Menghasilkan Uang dari Internet untuk Pemula

Apa Dampaknya untuk Investor?

Buat kamu yang baru terjun ke dunia saham atau sedang belajar investasi, situasi ini mungkin terasa menakutkan. Tapi sebenarnya ini adalah momen penting untuk belajar. Berikut beberapa hal yang perlu kamu pahami:

  1. Volatilitas adalah bagian dari pasar saham. Jangan panik, tetap tenang dan evaluasi portofoliomu.
  2. Hindari keputusan impulsif. Jangan buru-buru jual rugi karena efek jangka pendek.
  3. Fokus ke saham fundamental kuat. Saham-saham dari perusahaan besar dan stabil cenderung lebih cepat pulih.
  4. Diversifikasi aset. Jangan hanya bergantung pada saham, sisihkan juga di aset lain seperti emas atau reksa dana pasar uang.

Apa yang Harus Dilakukan Sekarang?

  1. Pantau berita resmi. Pastikan kamu mengikuti info dari sumber terpercaya seperti BEI, OJK, atau Bank Indonesia.
  2. Gunakan kesempatan untuk belajar. Banyak platform edukasi investasi yang bisa bantu kamu memahami pasar lebih baik.
  3. Konsultasi dengan ahli. Jika kamu bingung, jangan ragu untuk bertanya pada mentor atau konsultan keuangan.

Sobat Kepo, pasar memang sedang bergejolak. Tapi seperti kata Warren Buffett, “Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful.” Di balik kepanikan, selalu ada peluang. Yang penting, kamu siap dengan pengetahuan dan strategi yang tepat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *